Islam di Amerika Sebelum Columbus
Christopher Columbus menyebut
Amerika sebagai 'The New World' ketika pertama kali menginjakkan kakinya
di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era
keemasan, Amerika bukanlah sebuah 'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum
penjelajah Spanyol itu menemukan benua itu, para penjelajah Muslim dari
Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika.
Klaim sejarah
Barat yang menyatakan Columbus sebagai penemu benua Amerika akhirnya
terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan fakta bahwa para penjelajah
Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih
dari setengah milenium sebelum Columbus. Secara historis umat Islam
telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusiaan
di benua Amerika.
''Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum
Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika
beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,'' tutur Fareed H
Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.
Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah menjalin hubungan dengan
penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba.
Sejarawan
Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan
adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam
karyanya yang lain, African Presence in Early America, Van Sertima,
menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif
berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.
Van Sertima juga
menuturkan, saat menginjakkan kaki di benua Amerika, Columbus pun
mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama
Islam. "Columbus juga tahun bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah
tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,"
papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah membangun
komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.
Menurut Van
Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid saat berlayar
melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan
Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di
Kuba, Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah
menyemai peradabannya di benua Amerika jauh sebelum Barat tiba.
Fakta
lainnya tentang kehadiran Islam di Amerika jauh sebelum Columbus datang
juga diungkapkan Dr Barry Fell, seorang arkeolog dan ahli bahasa dari
Universitas Harvard. Dalam karyanya berjudul Saga America, Fell
menyebutkan bahwa umat Islam tak hanya tiba sebelum Columbus di Amerika.
Namun, umat Islam juga telah membangun sebuah peradaban di benua itu.
Fell
juga menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Menurut dia, bahasa yang
digunakan orang Pima di Barat Daya dan bahasa Algonquina, perbendaharaan
katanya banyak yang berasal dari bahasa Arab. Arkeolog itu juga
menemukan tulisan tua Islami di beberapa tempat seperti di California.
Di
Kabupaten Inyo, negara bagian California, Fell juga menemukan tulisan
tua lainnya yang berbunyi 'Yasus bin Maria' yang dalam bahasa Arab
berarti "Yesus, anak Maria". "Ini bukan frase Kristen,'' cetus Fell.
Faktanya, menurut dia, frase itu ditemukan dalam kitab suci Alquran.
Tulisan tua itu, papar dia, usianya lebih tua beberapa abad dari Amerika
Serikat.
Arkeolog dan ahli bahasa itu juga menemukan teks, diagram,
serta peta yang dipahat di batu yang digunakan untuk kepentingan
sekolah. Temuan itu bertarikh antara tahun 700 hingga 800 M. Teks serta
diagram itu berisi mata pelajaran matematika, sejarah, geografi,
astronomi, dan navigasi laut. Bahasa pengajaran yang ditemukan itu
menggunakan tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara.
Sejarawan seni
berkebangsaan Jerman, Alexander Von Wuthenau, juga menemukan bukti dan
fakta keberadaan Islam di Amerika pada tahun 800 M hingga 900 M.
Wuthenau menemukan ukiran kepala yang menggambarkan seperti bangsa Moor.
Itu berarti, Islam telah bersemi di Amerika sekitar separuh milenium
sebelum Columbus lahir.
Dia juga menemukan ukiran serupa bertarik 900
M hingga 1500 M. Artifak yang ditemukan itu mirip foto orang tua yang
biasa ditemui di Mesir. Youssef Mroueh dalam tulisannya Muslim in The
Americas Before Columbus memaparkan penuturan Mahir Abdal-Razzaaq El,
orang Amerika asli yang menganut agama Islam. Mahir berasal dari suku
Cherokee yang dikenal sebagai Eagle Sun Walker.
Mahir memaparkan,
para penjelajah Muslim telah datang ke tahan kelahiran suku Cherokee
hampir lebih dari 1.000 tahun lalu. Yang lebih penting lagi dari sekedar
pengakuan itu, kehadiran Islam di Amerika, khususnya pada suku Cherokee
adalah dengan ditemukannya perundang-undangan, risalah dan resolusi
yang menunjukkan fakta bahwa umat Islam di benua itu begitu aktif.
Salah
satu fakta yang membuktikan bahwa suku asli Amerika menganut Islam
dapat dilacak di Arsip Nasional atu Perpustakaan Kongres. Kesepakatan
1987 atau Treat of 1987 mencantumkan bahwa orang Amerika asli menganut
sistem Islam dalam bidang perdagangan, kelautan, dan pemerintahan. Arsip
negara bagian Carolina menerapkan perundang-undangan seperti yang
diterapkan bangsa Moor.
Menurut Youssef, pemimpin suku Cherokee pata
tahun 1866 M adalah seorang pria bernama Ramadhan Bin Wati. Pakaian yang
biasa dikenakan suku itu hingga tahun 1832 M adalah busana Muslim. ''Di
Amerika Utara sekurangnya terdapat 565 nama suku, perkampungan, kota,
dan pegunungan yang akar katanya berasal dari bahasa Arab,'' papar
Youssef.
Fakta-fakta itu membuktikan bahwa Islam telah hadir di tanah
Amerika, ketika kekhalifahan Islam menggenggam kejayaannya. Hingga
kini, agama Islam kian berkembang pesat di Amerika - apalagi setelah
peristiwa 11 September. Masyarakat Amerika kini semakin tertarik dan
meyakini bahwa Islam adalah agama yang paling benar. heri ruslan
( )
Pengaruh Islam di Benua Amerika
Sekali-kali
cobalah Anda membuka peta Amerika. Telitilah nama tempat yang ada di
Negeri Paman Sam itu. Sebagai umat Islam, pastilah Anda akan dibuat
terkejut.
Apa pasal? Ternyata begitu banyak nama tempat dan kota yang
menggunakan kata-kata yang berakar dan berasal dari bahasa umat Islam,
yakni bahasa Arab.
Tak percaya? Cobalah wilayah Los Angeles. Di
daerah itu ternyata terdapat nama-nama kawasan yang berasal dari
pengaruh umat Islam. Sebut saja, ada kawasan bernama Alhambra. Bukankah
Alhambra adalah nama istana yang dibangun peradaban Islam di Cordoba?
Selain
itu juga ada nama teluk yang dinamai El Morro serta Alamitos. Tak cuma
itu, ada pula nama tempat seperti; Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin,
Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure,
dan La Habra.
Setelah itu, mari kita bergeser ke bagian tengah
Amerika. Mulai dari selatan hingga Illinois juga terdapat nama-nama kota
yang bernuansa Islami seperti; Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan
Tullahoma. Malah, di negara bagian Washington terdapat nama kota Salem.
Pengaruh
Islam lainnya pada penamaan tempat atau wilayah di Amerika juga sangat
kental terasa pada penamaan Karibia (berasal dari bahasa Arab). Di
kawasan Amerika Tengah, misalnya, terdapat nama wilayah Jamaika dan
Kuba. Muncul pertanyaan, apakah nama Kuba itu berawal dan berakar dari
kata Quba - masjid pertama yang dibangun Rasulullah adalah Masjid Quba.
Negara Kuba beribu kota La Habana (Havana).
Di benua Amerika pun
terdapat sederet nama pula yang berakar dari bahasa Peradaban Islam
seperti pulau Grenada, Barbados, Bahama, serta Nassau. Di kawasan
Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina),
Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Ada pula nama
pegunungan Absarooka yang terletak di pantai barat.
Menurut Dr A
Zahoor, nama negara bagian seperti Alabama berasal dari kata Allah
bamya. Sedangkan Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah. Sedangkan
Tennesse dari kata Tanasuh. Selain itu, ada pula nama tempat di Amerika
yang menggunakan nama-nama kota suci Islam, seperti Mecca di Indiana,
Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota,
Medina di Ohio, Medina di Tennessee, serta Medina di Texas. Begitulah
peradaban Islam turut mewarnai di benua Amerika. hri
( )
Senin, 16 Juni 2008Fakta Eksistensi Islam di Amerika
T
ahun 999 M: Sejarawan Muslim Abu Bakar Ibnu Umar Al-Guttiya mengisahkan
pada masa kekuasaan Khalifah Muslm Spanyol bernama Hisham II (976 M
-1009 M), seorang navigator Muslim bernama Ibnu Farrukh telah berlayar
dari Kadesh pada bulan Februari 999 M menuju Atlantik. Dia berlabuh di
Gando atau Kepulauan Canary Raya. Ibnu Farrukh mengunjungi Raja
Guanariga. Sang penjelajah Muslim itu memberi nama dua pulau yakni
Capraria dan Pluitana. Ibnu Farrukh kembali ke Spanyol pada Mei 999 M.
Tahun
1178 M: Sebuah dokumen Cina yang bernama Dokumen Sung mencatat
perjalanan pelaut Muslim ke sebuah wilayah bernama Mu-Lan-Pi (Amerika).
Tahun 1310 M: Abu Bakari seorang raja Muslim dari Kerajaan Mali
melakukan serangkaian perjalanan ke negara baru. Tahun 1312 M: Seorang
Muslim dari Afrika (Mandiga) tiba di Teluk Meksiko untuk mengeksplorasi
Amerika menggunakan Sungai Mississipi sebagai jalur utama perjalanannya.
Tahun
1530 M: Budak dari Afrika tiba di Amerika. Selama masa perbudakan lebih
dari 10 juta orang Afrika dijual ke Amerika. Kebanyakan budak itu
berasal dari Fulas, Fula Jallon, Fula Toro, dan Massiona - kawasan Asia
Barat. 30 persen dari jumlah budak dari Afrika itu beragama Islam.
Tahun
1539 M: Estevanico of Azamor, seorang Muslim dari Maroko, mendarat di
tanah Florida. Tak kurang dari dua negara bagian yakni Arizona dan New
Mexico berutang pada Muslim dari Maroko ini. Tahun 1732 M: Ayyub bin
Sulaiman Jallon, seorang budak Muslim di Maryland, dibebaskan oleh James
Oglethorpe, pendiri Georgia. Tahun 1790 M: Bangsa Moor dari Spanyol
dilaporkan sudah tinggal di South Carolina dan Florida.